Aku kira, aku sudah berhasil melupakan segala macam tentang kamu..
Kupikir aku siap membuka hatiku pada orang baru yang akan membahagiakanku..
Usahaku begitu keras untuk mematikan perasaan yang sejakawal mencabik cabik luka dalam hati ini..
Segalanya memang tak mudah karena perjuangan yang ku lakukan terus berlanjut..
Tak mudah mematikan perasaan pada seseorang yang bisa kita temui setiap hari..
Kamu sudah jadi bagian dari hari hariku..
Hampir setiap hari aku melihatmu..
Perubahan yang begitu berbeda..
Membuat sulit menerima bahwa kita tak lagi sama..
Aku melihatmu setiap hari dan untuk menganggap bahwa kita tak pernah punya perasaan yang special itu sungguh bukanlah hal yang mudah..
Apa saja yang kita lakukan selama rentetan tahun kebersamaan kita..
Aku juga tak tau apakah aku dan kamu bisa disebut punya hubungan atau tidak, karena semua berjalan dalam ketidakjelasan..
Penyatuan kita juga tak menemukan titik temu..
Mungkinkah dulu hanya aku yang berjuang sendirian?
Mungkinkah dulu hanya aku yang inginkan kejelasan?
Kamu berbeda dari yang lainnya, kamu sederhana, apa adanya, misterius, dan begitu sulit untuk ditebak..
Wajahmu bukan pahatan seniman kelas dunia, ataupun bikinan pabrik yang jelas jelas sempurna..
Aku yak memikirkan bagaimana penampilanmu dan bagaimana caramu menata jilbabmu serta tata rias kosmetik dari wajahmu..
Aku mencintaimu karena begitulah kamu.. kamu yang sulit kutebak tapi begitu manis dalam beberapa peristiwa..
Kamu yang dulu menggemaskan dalam keadaan yang bahkan sulit kujelaskan..
Aku sangat mencintaimu dan sekarang pun masih begitu..
Sadarkah kamu?
Hari hari kulewati dengan banyak pertanyaan..Apakah perasaanmu sedalam yang kuharapkan?
Aku sedikit menangkap isyarat itu..
Kamu mengajakku bicara dalam percakapan manis kita di pesan singkat..
Kamu menghangatkanku di tengah dinginnya malam dengan candaan kecilmu..
Bagaimana mungkin aku bisa begitu mudah melupakan hal hal special yang sempat kulewati bersamamu?
Kamu bisa dengan mudah melupakan segalanya..
Kebersamaanmu dengan "dia" sudah cukup menjawab semuanya..
Aku bukanlah sosok yang kau inginkan..
Aku bukan sosok yang kau harapkan..
Menyakitkan bukan, jika keberadaanku tak pernah kau anggap meskipun aku selalu hadir dalam tatapan mu?
Aku berusaha semampuku untuk membahagiakanmu, Namun nampaknya usahaku tak begitu terlihat dimatamu..
Dulu, kita yang banyak berbincang , kini jadi banyak diam..
Setiap hari aku berusaha menerima kenyataan dan perubahan itu..
Setiap harus aku mencoba meyakinkan diriku bahwa suatu saat pasti aku bisa melupakanmu..
Ketika melihatmu dengan "dia", Ada luka yang tergores lagi..
Kamu belum benar benar aku miliki, tapi mengapa aku bisa sesakit ini ?
Pertemuan kita terakhir seperti semangat yang kembali menemukanku di sudut yang dingin dan gelap..
Aku selesai menyanyikan lagu melankolis tentang perasaan luka yang kau beri, berharap bisa sampai ke gendang telingamu..
Suasana saat itu, saat perpisahan terakhir, dan aku melihat kamu.. sosok semu yang absurd sedang bercanda tawa dengan teman-teman kita..
Tak kuhiraukan keadaan, salam dan senyumku yang tak bisa musnah untukmu ku sampaikan saat acara makan makan itu..
Aku tersenyum, kamu tersenyum..
sederhana sekali..
ternyata, dari banyaknya pengabaian rasa sakit yang kau berikan, aku masih bisa melihat senyuman yang mengalirkan rasa begitu menggebu gebu yang mungkin ini ku sebut rindu..